Do you know there’s a myth that say “Seberapa pun cerewetnya lo, kalo lo ketemu orang yang menurut lo menarik, lo akan tanpa sadar berubah jadi jaim atau malah jadi pendiem”
Familiar with that?
. . .
55…
56…
57…
58…
59…
Beeep… waktu menunjukan pukul 15.45
Tiga mulai putar otak untuk
mengakhiri reuni ghibah dengan sahabatnya. Sebuah rencana dadakan karena ia
mengiyakan pertemuan kedua yang menuntutnya sampai sebelum pukul 17. Jeda waktu
yang lama berhubung jarak dari Bintaro ke Blok M lumayan jauh.
“Boleh ya? Sekali ini aja”
“Bisa-bisanya lo dateng paling
akhir tapi pulang paling duluan”
Candaan itu membuat semua sahabatnya
tertawa. Mereka tau alasan Tiga begitu panik. Sebuah kesempatan emas untuk
meledek Tiga tanpa perlawanan. Huh… Konsekuensi kalo tongkrongan lo didominasi
cowo.
. . .
Hari itu Jakarta hujan deras, entah
sejak kapan karena cuaca di Bintaro masih cukup cerah. Meski begitu, Tiga tetap
saja telat 15 menit dari waktu yang dijadwalkan.
“Halo” Sapa Tiga ke laki-laki
yang baru dilihatnya.
Momen awkward yang tanpa
disadari membuat tangan Tiga gemetar. ‘Sial,
udah kelamaan nih gue ngga kenalan sama cowo’ gerutu Tiga dalam hati saat
menyadari ia tak ‘selepas’ biasanya.
Putar otak menutup scene
awkward selanjutnya Tiga sengaja mengulurkan tangan. ‘Anjir, kan lagi corona ngapain gue ngajak salaman’
That’s it… di momen itu Tiga
sadar mitos ngaco sedang terjadi padanya saat ini.
. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar